Rabu, 27 Januari 2016

THE REAL PROFESSIONAL RADIO DJ

Buya Dive The Radioman menyiarkan :

THE REAL PROFESSIONAL RADIO DJ




Wahai sahabat radio broadcasting di Indonesia...

Untuk menjadi penyiar profesional yang berkualitas, sungguh tidak cukup baginya, apabila ia (hanya) mengandalkan karakter suara tertentu yang di anggap bagus—pandai bergaul—bisa bahasa Inggris—senioritas—atau kemudian mengaku/merasa punya banyak pendengar (fans)..!? 


Memang tidak ada yang salah jika seorang penyiar (mungkin) sudah punya kriteria seperti itu, selama ia menyadari; bahwa “modal” tersebut hanya sekadar nilai tambah bagi seseorang yang berprofesi sebagai penyiar..!!


Ibarat penyanyi yang berwajah cantik/tampan, serta memiliki karakter suara yang khas atau dikatakan bagus..!? smile emotikon Namun kita tentu akan sependapat, bahwa penyanyi yang sekadar mengandalkan tampang dan warna suara yang begini atau begitu, ternyata sangat banyak dari mereka yang “langsung tenggelam”, lantaran mereka tidak mengelola dan tidak (pula) mengemas “modal” tersebut dengan ilmu-ilmu mutakhir yang dibutuhkan. Begitu juga dengan penyiar radio..!!


Klik Arsip : MENGAPA SIARAN RADIO DI ANGGAP GAMPANG 


Ada pun kriteria wajib bagi penyiar profesional yang berkualitas, maka profesi ini harus diawali dengan suatu proses pembelajaran (dasar—lanjutan—hingga tingkat tinggi, mirip seperti orang-orang yang sedang bersekolah)—pemahaman—hingga pengembangan yang mantap terhadap ilmu siaran radio profesional sebenarnya, yang meliputi;


• Teknik olah suara seperti; latihan pernapasan diafragma—artikulasi—intonasi—penekanan—warna kata—kecepatan atau tempo—infleksi—style dan seterusnya, dimana seorang penyiar pemula (atau maaf) penyiar “karbitan”, tidak akan pernah berhasil menjadi penyiar profesional, apabila ia melatih “basic” tersebut hanya sambil lalu, atau sekadar tahu teori tetapi merasa tidak butuh dan jenuh ketika harus berlatih..!?


Klik Arsip : KUMPULAN CATATAN UNTUK BASIC PENYIAR RADIO 


• Kemahiran “adlibs” atau dalam bahasa Inggris artinya pidato tanpa persiapan, yang kemudian saya maknai sebagai; “Komunikasi Cerdas Spontanitas”. Fakta yang saya ketahui dari kebanyakan penyiar di Indonesia, ternyata mereka sangat lemah kemampuan “adlib-nya”. 


Akibatnya, mereka bersiaran hanya sekadar mengatakan apa saja yang terpikir, bukan memikirkan dan mengolah materi kata sebelum disiarkan. Bisa jadi, itulah sebab mengapa mereka “mati gaya” ketika siaran seorang diri, tidak sebagaimana mereka sedang bersiaran dengan teman penyiar lainnya..!? Entahlah, bersama konsep “talk show” seperti itu, mungkin dapat menutupi/memanipulasi debilitas “air personality” salah seorang atau bahkan dua orang penyiar tersebut..!?


Klik Arsip : TO BE ADLIBER 

Klik Arsip : TO BE A GREAT RADIO AIR PERSONALITY 


• Penyiar adalah imam bagi makmum/pendengarnya, merupakan prinsip yang menjadi keniscayaan setiap muslim yang beriman. Sebab, selain untuk menjemput rizki dengan jalan mengudarakan konten siaran informasi—siaran pengetahuan—serta serta hiburan, mereka juga menghendaki keberkahan dari Allah subhanahu wa ta’ala. Jika benar demikian, maka pengudaraan siaran radio harus dikelola oleh “team” yang mentalitasnya benar-benar teruji—mencintai profesinya karena kebaikan dan kebenarannya—serta tidak sudi mencampur aduk perihal haqq dengan perihal bathil, atau sebaliknya..!!


Klik Arsip : PENYIAR ADALAH IMAM BAGI PENDENGAR 


• Update beragam informasi serta ilmu pengetahuan yang baik dan benar, adalah keharusan bagi penyiar profesional. Sebab penyiar profesional berkualitas yang sebenarnya ibarat “kitab terbuka”, dimana ia senantiasa senang dan bijaksana meng-adlib-kan aneka komunikasi atau informasi, yang sekiranya dapat diminati oleh para pendengar. Jadi jika seorang penyiar terang-terangan tidak senang membaca dan atau memperhatikan banyak hal, sebenarnya ia terus terang juga menyatakan bahwa menjadi penyiar bukanlah profesi yang dicintainya..!?


Klik Arsip : PRIHATIN SAMA SIARAN RADIO DI INDONESIA 


• Last but not least, penyiar profesional berkualitas juga harus sadar penuh, bahwa profesinya sangat akrab dengan perihal seni—budaya—bahkan akidah. Dengan demikian, ia adalah penyiar yang benar-benar inovatif—kreatif—serta cerdas mengoptimalkan kemampuan “air personality-nya”, menjadi karya-karya yang mewah—baik—benar—lagi manfaat untuk masyarakat pendengarnya.


Klik Arsip : TOLOK UKUR PENYIAR PROFESIONAL 


Bersama 5 Pilar yang saya susun di atas, terdapat pertanyaan serius kepada sahabat pengelola siaran radio di negeri ini; “Sudah sejauh manakah kualitas para penyiar STARA anda..!? Apakah mereka sudah mampu mencapai target penyiar profesional berkualitas sebagaimana syarat-syarat tersebut..!? Jika belum atau masih terlalu jauh dari mendekati, bisa jadi perihal inilah yang menyebabkan mengapa terlalu banyak STARA yang terpuruk hingga akhirnya gulung tikar..!? 


Klik Arsip : JANGAN SALAH PILIH MANAGER 


Padahal yakinlah, bahwa penyiar merupakan “asset” paling berharga, sekaligus menu utama “dagangan” setiap STARA. Ibarat restoran Minang, maka penyiar adalah lauk pauk istimewa yang disajikan oleh restoran tersebut..!! sehingga tidak berlebihan apabila mereka di klaim sebagai “ujung tombak” bagi siaran radio..!? Oleh karena itu, segeralah bangkit..!! Benahi pengelolaan siaran radio anda, dengan menerapkan metode mutakhir yang baik dan benar... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar